Kamis 11 Jan 2024 20:23 WIB

JK Bilang Pemimpin Harus Sabar, TKN: Prabowo tak Emosi, Diam dengan Kesabarannya

Prabowo dinilai tetap sabar meski dipojokkan dan disudutkan.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menunjukan surat resmi bergabungnya Khofifah Indar Parawansa gabung ke TKN Prabowo-Gibran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Khofifah Indar Parawansa secara resmi bergabung mendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menunjukan surat resmi bergabungnya Khofifah Indar Parawansa gabung ke TKN Prabowo-Gibran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1/2024). Khofifah Indar Parawansa secara resmi bergabung mendukung paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengatakan bahwa calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto tidak emosi saat debat capres yang dilaksanakan oleh KPU RI pada Minggu (7/1).

Hal itu dikatakan Nusron merespons pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional.

Baca Juga

"Mengenai Pak JK, sebetulnya tidak ada yang emosi di Pak Prabowo itu. Tidak ada emosi, Pak Prabowo justru diam dengan kesabarannya, dipojokkan, dicaci maki, kemudian disudutkan," kata Nusron saat konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut ia, Prabowo bahkan dengan sabar tidak terpancing ketika diminta untuk membuka data sistem pertahanan nasional oleh kedua rivalnya. Ia menyebut apabila data tersebut dibuka maka pihak asing akan tahu. "Menjadi, wow kalau gitu Indonesia enggak kuat-kuat amat, dong," katanya.

Nusron juga mengatakan tidak ada sidang di Komisi I DPR RI dengan agenda bersama Kementerian Pertahanan yang dilakukan secara terbuka untuk umum.

Menurutnya, hal itu adalah bagian dari upaya membentuk efek gentar atau deterrent effect. "Tidak pernah ada sidang di DPR, Komisi I, dengan Kemenhan itu terbuka secara umum, pasti tertutup, dan yang meminta tertutup itu anggota DPR sendiri. Cek jejak digitalnya itu dan termasuk partai pendukung Pak Ganjar dan Pak Anies yang minta itu tertutup," ujarnya.

Sebelumnya, JK menyatakan seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional saat menghadapi suatu persoalan.

Hal itu disampaikan oleh JK di dalam forum bertajuk "Dialog Kebangsaan dan Kewirausahaan" di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1).

"Bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain?" ucap JK.

Menurut JK, jika pemimpin maupun pejabat negara tidak bisa mengontrol emosinya, maka dampak besar bisa diterima oleh rakyat.

Oleh karena itu, ia menyebut seorang pemimpin maupun pejabat negara harus bisa punya sikap tenang dan mengedepankan "pemikiran dingin" saat menanggapi maupun menyelesaikan persoalan.

"Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kami, tentu tidak baik. Pemimpin jangan emosional," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement