REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional Pemenangan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) menyatakan, setiap selesai acara debat Pilpres 2024, selalu mengungkit jasa masa lalu Prabowo Subianto dan membangun narasi untuk menutupi kelemahannya.
"Kalau saya melihat itu, kan kontranarasi yang dibangun dari kronologi cerita yang muncul atau alur waktu mundur," kata Juru Bicara (Jubir) Timnas Amin, Billy David Nerotumilena di Jakarta, Kamis (12/1/2024).
Menurut dia, setelah debat ketiga yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, kubu calon presiden nomor urut 2 secara bersama-sama mengungkit jasa masa lalu capres Prabowo kepada Anies. Hal itu terkait keputusan Gerindra mengusung Anies pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.
Hal itu, kata Billy, untuk menutupi calon yang didukungnya kalah pada saat debat. Sehingga, menurut dia, dengan beragam cara mereka berupaya menjadi pemadam kebakaran.
"Mereka yang tampil ke publik selalu bilang Anies tidak punya etik, tidak tahu balas budi, tidak punya sopan santun. Pasti itu yang dipakai, dan mereka menyatakan dahulu Pak Prabowo yang berdarah-darah memperjuangkan Anies, Pak Prabowo menggadaikan tanahnya untuk mendukung Anies dan sebagainya. Narasi itu di bangun karena calonnya melempem," tuturnya.
Padahal, kata Billy, seharusnya ketika selesai debat pembahasan, menggali isi atau substansi yang akan dilakukan oleh calon pemimpin negeri. Bukan malah narasi yang keluar dari esensi debat. "Mereka menjadi pemadam kebakaran untuk membuat narasi yang mengalihkan dari substansi debat," kata Billy.
Tema debat ketiga yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta, Ahad (7/1/2024) malam WIB, meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Dalam debat tersebut, Anies memang sedari awal menyerang Prabowo.