Senin 22 Jan 2024 17:56 WIB

TKN Anggap Penampilan Gibran Saat Debat Sudah Baik

Nusron mengeklaim diksi yang digunakan Gibran sudah jamak dan dimengerti masyarakat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus raharjo
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa
Foto: Republika/Prayogi
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menilai penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 sudah relatif baik saat debat pada Ahad (21/1/2024) malam. Meski tidak sempurna, penampilan Gibran dinilai sudah mumpuni.

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid mengatakan, penampilan Gibran dalam debat semalam secara umum sudah baik. Menurut dia, tidak ada penampilan yang sempurna dalam melakukan sesuatu. 

Baca Juga

"Kesempurnaan hanya milik Tuhan dan milik Allah Subhanahu wa Taala. Tetapi apa yang disampaikan Mas Gibran sudah sangat komprehensif," kata dia saat konferensi pers, Senin (22/1/2024).

Ia menilai, diksi yang disampaikan Gibran dalam debat sebenarnya mudah dipahami. Konsep yang disampaikan juga membahas program, kebijakan, hingga implementasinya.

Adapun terdapat sejumlah istilah yang disampaikan Gibran, Nusron menilai, istilah itu sudah jamak. Contohnya, greenflation disebut jamak dan banyak dimengerti oleh orang yang menggeluti masalah ekonomi hijau.

"Istilah tentang inflasi akibat ekonomi hijau itu sudah sangat jamak sekali dalam literatur maupun pada policy maker di bidang lingkungan maupun di bidang energi hijau," ujar dia.

TKN tidak sepakat dengan pernyataan dari berbagai pihak yang menyebut istilah yang disebutkan Gibran merupakan tebak-tebakan. Padahal, istilah itu berkaitan erat dengan kebijakan.

"Karena kalau kita bicara tentang efek dan impact daripada ekonomi hijau itu adalah memang inflasi," ujar Nusron. 

Ia menjelaskan, inflasi bisa disebabkan karena penerapan pajak karbon bagi produk yang masih menggunakan energi fosil. Pajak itu akan menjadi beban konsumen, sehingga menimbulkan inflasi.

Selain itu, akan ada dua permintaan atas produk. Akibatnya, bahan baku menjadi mahal, yang ujungnya mengakibatkan inflasi.

"Ketika ada kebijakan ekonomi hijau itu, impaknya adalah inflasi atau harga akan naik. Ini harus diatasi bagaimana pada dengan konteks Indonesia sebagai negara berkembang," kata Nusron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement