REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengungkapkan ‘biang kerok’ kekalahannya dua kali dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, kelompok yang menyebabkannya kalah dalam pesta demokrasi lima tahunan itu adalah kealpaannya dalam menggandeng anak-anak muda.
Prabowo pun menyebutkan tokoh-tokoh penting di barisan Jokowi yang membuat purnawirawan jenderal bintang tiga Angkatan Darat (AD) itu, kandas dalam dua kali pilpres lalu.
“Anda semua tahu, saya sekian tahun adalah lawannya Pak Jokowi. Dua kali saya kalah. Dan kalianlah sebabnya saya kalah dua kali,” kata Prabowo saat kampanye di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (27/1/2024).
Prabowo menyampaikan itu, di hadapan seribuan kader dan relawan anak-anak muda yang hadir dalam tema kampanye ‘Suara Muda Indonesia untuk Prabowo-Gibran’. Mendengar penyampaian tersebut, pun para anak-anak muda peserta kampanye menyambutnya dengan tertawa-tawa.
Karena kealpaannya menggandeng tokoh muda dalam dua kali pilpres tersebut, Prabowo, pun mengatakan tak akan melupakan peran politik kaum muda demi masa depan Indonesia. Sebab itu pula, Prabowo insaf, dan memutuskan untuk memilih Gibran Rakabuming, Wali Kota Solo yang baru berusia 36 tahun, sebagai cawapres.
Pada Pilpres 2019, Prabowo melanjutkan ceritanya, juga kembali kalah menghadapi Jokowi dalam pesta politik. Dan lagi-lagi, kata dia, penyebab kekalahannya pada pilpres lima tahun lalu itu, juga disebabkan oleh kelompok anak-anak muda.
“(Pilpres) 2019, saya bertanding lagi dengan Pak Jokowi. Gara-gara kalian saya kalah lagi,” kata Prabowo.
Dia pun mengungkapkan kekalahannya pada Pilpres 2019 itu, juga dikarenakan barisan tim pemenangan Jokowi saat itu yang juga diisi oleh para tokoh-tokoh, dan pengusaha-pengusaha muda, yang menjadi ikon baru kaum muda.
“Benar nggak? Gara-gara kalian saya kalah lagi (2019). Gue tahu itu. Ini HIPMI-HIPMI, Kadin-Kadin. Ini ada Erick Thohir lagi, Ketua TKN (Tim Kampanye Nasional Jokowi 2019). Saya kalah lagi,” kata Prabowo.
Prabowo melanjutkan, meskipun dia kalah dua kali dengan Jokowi dalam pilpres, tetapi tak ada rasa dendam, maupun dengki. Bahkan, kata Prabowo, setelah rivalitas kerasnya dengan Jokowi pada Pilpres 2019, pemerintahan periode kedua Kabinet Indonesia Maju mengajak rekonsiliasi demi kebaikan Indonesia.