Kamis 01 Feb 2024 17:34 WIB

Timnas AMIN Dukung Gerakan Kekecewaan Sivitas Akademika Terhadap Jokowi

Gerakan kekecewaan terhadap Jokowi dimulai dari UGM lewat Petisi Bulaksumur.

Rep: Eva Rianti / Red: Andri Saubani
Kapten Timnas Pemenangan AMIN Muhammad Syaugi saat menanggapi isu dinamika politik saat ini hingga kesiapan debat capres, di Markas Pemenangan AMIN Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024).
Foto: Republiika/Eva Rianti
Kapten Timnas Pemenangan AMIN Muhammad Syaugi saat menanggapi isu dinamika politik saat ini hingga kesiapan debat capres, di Markas Pemenangan AMIN Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' Muhammad Syaugi mengaku mendukung gerakan sejumlah akademisi kampus yang melayangkan petisi kepada Presiden RI Joko Widodo sebagai bentuk kekecewaan atas kondisi politik saat ini. Menurut Syaugi, gerakan itu merupakan bentuk keinginan rakyat untuk perubahan. 

"Iya lah (Timnas mendukung petisi para sivitas akademika), kan kita selama ini sudah tahu bagaimana situasi negara ini," kata Syaugi saat ditemui di Markas Pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024).  

Baca Juga

Syaugi mengatakan, adanya gerakan penyampaian petisi kepada Presiden Jokowi merupakan bentuk demokrasi. Timnas AMIN sendiri, sambungnya, telah menjalin hubungan dengan sejumlah alumni akademisi kampus yang mendukung visi misi perubahan.  

"Kalau ada elemen masyarakat yang pengen menyampaikan aspirasi, saya pikir ini negara demokrasi, jadi wajar-wajar saja, tidak ada masalah. Kami sudah menerima beberapa alumni baik dari ITB, Gajah Mada (UGM), UI, dan Trisakti, mereka semua rata-rata mendukung tagline Pak Anies yaitu perubahan," jelasnya. 

Syaugi berpikiran bahwa para akademisi di berbagai kampus yang melayangkan petisi kepada Jokowi dianggap selaras dengan visi misi AMIN untuk melakukan perubahan. Jadi dia menegaskan pihaknya sejalan dengan gerakan rakyat tersebut. 

"Mungkin juga mereka (akademisi yang ajukan petisi) seperti itu saya pikir, jadi kita menyambut baik apa yang disampaikan selama itu dalam koridor demokrasi," jelasnya.  

Sebelumnya diketahui, sejumlah sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa, dan alumni  berkumpul di Balairung UGM pada Rabu (31/1/2024) sore. Mereka menyampaikan Petisi Bulaksumur untuk menyikapi kondisi perpolitikan nasional saat ini yang dinilai telah menyimpang. 

"Kami sivitas akademika Universitas Gadjah Mada, setelah mencermati dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional selama beberapa waktu terakhir sekaligus mengingat dan memperhatikan nilai-nilai Pancasila serta jati diri Universitas Gadjah Mada, menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap tindakan sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat yang menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial," kata Prof Kuntjoro membacakan petisi mewakili sivitas akademika, Rabu. 

Dalam petisi tersebut disampaikan juga bahwa sivitas akademika UGM menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Para akademisi UGM memandang pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan yang sedang berjalan, dan pernyataan kontradiktif Presiden Jokowi.

 Pernyataan Jokowi itu tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik antara netralitas dan keberpihakan merupakan wujud penyimpangan dan ketidakpedulian akan prinsip demokrasi.

photo
Restu Jokowi di panggung politik Kaesang. - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement