Senin 19 Feb 2024 11:54 WIB

Senator DPD: Sirekap Masih Perlu Perbaikan untuk Beri Kepastian

Sirekap harus dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam penghitungan suara.

Senator DPD Abdul Kholik (kiri) ketika meninjau penghitungan suara, di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2024).
Foto: Dok Istimewa
Senator DPD Abdul Kholik (kiri) ketika meninjau penghitungan suara, di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Senator DPD asal daerah pemilihan Jawa Tengah, Abdul Kholik mengatakan, antusiasme rakyat yang mampu melaksanakan pemungutan suara pada Pemilu 2024 dengan damai patut disyukuri. Bayang-bayang bahwa ajang pemilihan umum akan berlangsung keras dan penuh konflik tidak terbukti.

‘’Alhamdulillah pemilu berlangsung damai dan rakyat antusiasme memilih. Tinggal sekarang Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang harus melengkapi dengan baik proses perhitungan suara pada Pemilu 2024 yang dilakukan melalui sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Sarana Sirekap ini selain menyajikan transparansi data, pada sisi lain harus dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam penghitungan hasil pemungutan suara,’’ kata Abdul Kholik di Jakarta sesuai meninjau proses penghitungan suara DPD di berbagai TPS yang ada di Jawa Tengah, Senin (19/2/2024).

Baca Juga

Dalam keterangan tertulisnya tersebut Kholik mengatakan, sebenarnya KPU tidak terlalu banyak mengubah proses rekapitulasi, tetap ada proses rekap manual dan berjenjang. Hanya saja pada pemilu kali ini ditambah dengan adanya Sirekap. 

“Sirekap ini membuat proses perhitungan semakin transparan, bisa dibuka satu per satu sampai ke tingkat desa dan C1 tetap di-upload, sehingga bisa dilakukan cross check. Maka Sirekap harus bermutu dan dapat diandalkan,” terangnya.

Abdul Kholik menyebut, Sirekap merupakan kemajuan dalam proses perhitungan suara. Jika pada pemilu sebelumnya, hanya C1 yang diunggah. Tetapi sekarang data C1 disajikan dengan tabulasi yang rinci. Proses cross check juga berjenjang dari mulai di tingkat PPK sampai ke KPU kabupaten/kota. “Sangat transparan dan siapapun bisa mengakses. Tapi kini memang masih punya banyak kelemahan,” ujarnya.

Menurut dia, di antara kelemahan sistem membaca Sirekap di sana masih ada potensi terjadi kesalahan. Untungnya, bila terjadi salah baca angka ini, masih bisa diantisipasi dengan adanya C1, sehingga tinggal di-cross check.

“Memang pastinya ada titik lemahnya, namun kita perlu memberikan kesempatan sampai Sirekap tuntas melaksanakan tugasnya. Kita akan lihat nanti. Paling tidak Sirekap juga mempermudah tugas saksi, termasuk untuk partai-partai yang kesulitan mencari saksi,” ujar Abdul Kholik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement