REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU RI, Idham Holik mengaku tidak mengerti soal 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di laman publikasi real count Sistem Informasi Rekap (Sirekap) KPU.
"Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut, itu lonjakan yang mana," kata Idham kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Ahad (2/2/2024).
Berdasarkan pantauan Republika di laman laman web pemilu2024.kpu.go.id, raihan suara sementara PSI dalam Pileg DPR RI melonjak hampir 400 ribu dalam 6 hari terakhir. Data raihan suara itu merupakan hasil penghitungan surat suara atau real count sementara menggunakan data 64 persen lebih TPS yang diunggah ke aplikasi Sirekap.
Idham mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan koreksi atas kesalah data raihan suara yang masuk di Sirekap. Hanya saja, dia mengaku tak ingat jumlah TPS yang datanya masih salah di laman pemilu2024.kpu.go.id.
Terlepas dari persoalan sistem tersebut, Idham menegaskan perolehan suara resmi partai politik mengacu kepada hasil rekapitulasi suara manual berjenjang, mulai dari tingkat TPS hingga KPU RI. Proses rekapitulasi manual itu kini masih berlangsung.
"Proses rekapitulasi saat ini pada umumnya sudah berada di tingkat kabupaten/kota, walaupun memang masih ada di tingkat PPK (panitia pemilihan kecamatan)," kata Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI itu.
Lonjakan suara PSI diketahui setelah Republika membandingkan data raihan suara partai pimpinan anak Presiden Jokowi itu yang ditampilkan di laman pemilu2024.kpu.go.id pada Senin (26/2/2023) dan Sabtu (2/3/2023).
Hasil real count terhadap data dari 530.776 TPS per Senin pukul 06.00 WIB, menunjukkan PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Adapun hasil real count terhadap 541.260 TPS per Sabtu pukul 13.00 WIB menunjukkan PSI mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.
Dari data tersebut tampak bahwa PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari terakhir. Secara persentase, raihan suara PSI naik 0,45 persen. PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sebesar itu dalam enam hari terakhir.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi heran melihat ledakan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Sebab, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan raihan suara PSI hanya 2,81 persen.
Menurut Profesor Ilmu Politik UIN Jakarta itu, lonjakan suara PSI di Sirekap itu bukan hal yang normal. Pasalnya, data masuk sudah dari 64 persen lebih dari total TPS. Dengan data masuk yang sudah besar, perubahan raihan suara seharusnya tak lagi signifikan.
"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu.