REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), sebuah organisasi pemantau pemilu terakreditasi di Bawaslu RI, meminta KPU RI segera memberikan penjelasan ihwal 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di laman publikasi real count Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
"Menurut seknas JPPR, sebagai upaya menegakkan integritas hasil pemilu sangat baik apabila KPU RI segera mengkonfirmasi dengan merespon perkembangan aktual mengenai penghitungan PSI di lapangan," kata Koordinator JPPR Nurlia Dian Paramita kepada Republika, Senin (4/3/2024).
Mita menjelaskan, KPU RI perlu merespons segera karena lonjakan raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI itu sangat signifikan. Selain itu, isu ini sudah menjadi sorotan publik hingga menimbulkan polemik.
Menurut dia, selain memberikan penjelasan, KPU sebaiknya juga melakukan uji data terhadap raihan suara PSI. Caranya dengan membandingkan C.Hasil Plano (catatan raihan suara resmi di tingkat TPS) dengan raihan suara PSI yang ditampilkan di laman publikasi Sirekap.
"Saat ini C.Hasil Plano jika sudah selesai dalam rekapitulasi kecamatan akan berada di kotak suara per TPS. Sehingga jika ada kondisi darurat dalam kerangka desakan publik, hal tersebut (uji data) masih mungkin dilakukan," ujar Mita.
Komisioner KPU RI, Idham Holik pada Sabtu (2/3/2024), mengaku tidak mengerti soal 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara di Sirekap. Idham mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan koreksi atas kesalah data raihan suara yang masuk di Sirekap.
Terlepas dari persoalan sistem tersebut, Idham menegaskan bahwa perolehan suara resmi partai politik mengacu kepada hasil rekapitulasi suara manual berjenjang, mulai dari tingkat TPS hingga KPU RI. Proses rekapitulasi manual itu kini masih berlangsung.
"Proses rekapitulasi saat ini pada umumnya sudah berada di tingkat kabupaten/kota, walaupun memang masih ada di tingkat PPK (panitia pemilihan kecamatan)," kata Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI itu.
Lonjakan suara PSI diketahui setelah Republika membandingkan data raihan suara partai pimpinan anak Presiden Jokowi itu yang ditampilkan di laman pemilu2024.kpu.go.id pada Senin (26/2/2023) dan Sabtu (2/3/2023). Laman tersebut merupakan tempat publikasi real count yang dilakukan KPU menggunakan Sirekap.
Hasil real count terhadap data dari 530.776 TPS per per Senin pukul 06.00 WIB, menunjukkan PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Adapun hasil real count terhadap 541.260 TPS per Sabtu pukul 13.00 WIB menunjukkan PSI mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.
Dari data tersebut tampak bahwa PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari. Secara persentase, raihan suara PSI naik 0,45 persen. PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sebesar itu, bahkan melebihi penambahan suara yang didapat PDIP (partai peraih suara terbanyak).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi heran melihat ledakan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Sebab, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan bahwa raihan suara PSI hanya 2,65 persen.
Menurut Profesor Ilmu Politik UIN Jakarta itu, lonjakan suara PSI di Sirekap itu bukan hal yang normal. Pasalnya, data masuk sudah dari 64 persen lebih dari total TPS. Dengan data masuk yang sudah besar, perubahan raihan suara seharusnya tak lagi signifikan.
"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu.