REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini ikut memberikan keterangan dalam persidangan lanjutan sengketa Pilpres 2024. Dalam sidang itu, Risma mengakui jarang turun gunung untuk memberikan bantuan.
"Mohon izin, saya tidak turun. Biasanya kalau saya turun itu biasanya ada dispute (sengketa)," kata dia saat memberikan keterangan di MK, Jumat (5/4/2024).
Ia mencontohkan, dirinya baru turun ketika ada perselisihan di lapangan. Ia pun selalu mengajak perguruan tinggi saat turun ke lapangan untuk menyelesaikan perselisihan.
Risma mengatakan, pasti ada sesuatu yang urgen ketika dirinya sudah turun ke lapangan. "Kalau saya turun, itu memang orangnya harus saya tolong," kata dia.
Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu ada anak yatim di Sinjai yang rumahnya berada di pinggir jurang. Anak itu tinggal sendiri. Karenanya, ia mengaku harus turun tangan untuk merayu agar anak itu mau dibawa oleh Kemensos.
"Jadi saya datang untuk itu, itu lebih banyak seperti itu (untuk turun gunung)," kata dia.
Risma menambahkan, ada lagi kasus lain yang membuat dirinya harus turun gunung, yaitu anak kecil diperkosa ayah kandungnya. Sementara ibunya bingung dan meminta anaknya tak mengaku karena ketakutan tak bisa makan jika ayahnya ditangkap.
"Itu lah yang harus saya yakinkan kalau dia dijamin oleh negara. Supaya dia anaknya mau mengaku," kata dia.
Sebelumnya, Risma dikabarkan jarang terlihat untuk memberikan bantuan sosial beberapa waktu belakangan. Hal itu menimbulkan banyak pertanyaan, mengingat Kemensos merupakan lembaga yang paling berwenang dalam memberikan bansos.