Tema debat tersebut merujuk pada visi nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Setiap debat capres/cawapres akan terdiri atas enam segmen, mulai dari pembukaan, pembacaan tata tertib, penyampaian visi, misi, dan program kerja, hingga segmen penutup.
Selain melakukan kampanye di Pulau Lombok, Ganjar Pranowo berkunjung ke bekas Istana Kesultanan Bima (Museum Asi Mbojo) di Kabupaten Bima. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar meninjau kamar yang pernah digunakan presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno saat berkunjung ke Bima pada 1933 dan 1950.
Selain itu, Ganjar ditemani Wakil Tim Pemenangan Ganjar, TGB Zainul Majdi, menengok berbagai benda pusaka peninggalan kerajaan seperti mahkota kerajaan hingga keris. "Ini terbuat dari emas, ya, sangat bersejarah," kata Ganjar.
Kunjungannya ke Istana Bima merupakan salah satu rangkaian kegiatan kampanye Ganjar di Indonesia bagian timur. Dalam kampanye politiknya, Ganjar sudah menyerap aspirasi dari warga, tokoh agama, tokoh adat, mahasiswa, hingga kalangan generasi muda.
Ganjar menyebut curahan hati masyarakat akan menjadi fondasi utama dalam menentukan program dan arah kebijakan pemerintah ke depan. "Ada isu kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur ini yang menjadi perhatian. Tentu di dalamnya ada isu soal perempuan, penyandang disabilitas perlu ada perhatian agar ada kesetaraan," katanya.
Ganjar berkomitmen akan memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di Indonesia bagian timur. Ganjar dan Mahfud Md. telah berbagi tugas menyerap aspirasi masyarakat dari berbagai daerah perbatasan dan terluar di Indonesia.
"Saya mengawali ke Merauke dan Pak Mahfud ke Sabang. Tadi saya ke Rote, pulau terluar di sisi selatan. Nanti kami akan ke Pulau Miangas. Inilah salah satu cara kami mempersatukan Indonesia," katanya.