Alasan kedua menurut Khoirul, partai-partai kelas menengah dan bawah secara elektoral akan cenderung 'mencari selamat' pasca kontestasi selesai. Partai-partai menengah ke bawah kata Khoirul tidak dididik untuk siap berhadap-hadapan dengan kekuasaan, atau bahkan berpuasa dari kekuasaan.
"Selain akan berdampak pada aliran logistik, dalam praktiknya pilihan politik oposisi seringkali berdampak pada soliditas internal dan potensi gangguan eksternal yang bisa memecah belah kekuatan partai. Sehingga, ini bukan sekadar pragmatisme, tetapi juga cara mereka bertahan dari keterpurukan dan kehancuran kekuatan politik," ujarnya
Advertisement