Sabtu 17 Feb 2024 16:47 WIB

Migran Care Bongkar Upaya Penggelembungan Suara di Dapil DKI Jakarta

Timnas Amin akan menggandeng civil society untuk membongkar kecurangan Pemilu 2024.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Warga menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2024 di TPS Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024).
Foto:

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) bakal menggandeng jaringan masyarakat sipil (civil society) untuk membongkar adanya dugaan kecurangan dalam Pemilu 2024. Hal itu lantaran Timnas Amin menemukan dugaan kecurangan masif pada pencoblosan lalu.

 

Anggota Dewan Pakar Timnas Pemenangan Amin, Bambang Widjojanto mengatakan, Tim Hukum Nasional (THN) dan Tim Riset Amin, jaringan relawan, serta saksi Amin di seluruh Indonesia telah menghimpun ribuan kasus atas dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024. Karena itu, pihaknya berjanji akan membongkar semuanya untuk disampaikan ke publik.

 

"Dalam rangka menjaga suara rakyat hasil pencoblosan kemarin, Timnas Amin akan berkolaborasi dengan jaringan masyarakat sipil, civil society. Kecurangan pemilu tidak boleh dibiarkan," kata Bambang dalam konferensi pers di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Bambang menuturkan, civil society memiliki perhatian dan fokus yang sama dengan pihaknya, sehingga diharapkan terjalin kolaborasi. Dia menyebut, adanya kanal Kawal Pemilu, Jaga Suara, dan kecuranganpemilu.com, bisa menjadi saluran membongkar praktik pemilu tidak fair.

 

"Ada lima sampai enam organisasi ini. Insya Allah nanti kita akan coba melakukan konsolidasi untuk bersama-sama melihat dan mendalami berbagai kecurangan yang terus terjadi," ujar eks pimpinan KPK tersebut.

 

Bambang juga menyinggung, sejumlah kecurangan telah dan terus dikumpulkan oleh Timnas Amin. Temuan terbaru, kata dia, mengenai banyaknya kesalahan input data hasil pencoblosan pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU. Ia menyebut, jajarannya telah mengirim surat kepada KPU dan Bawaslu atas banyaknya kesalahan dalam input data suara Sirekap.

 

Selain itu, Bambang mengatakan pihaknya menemukan indikasi kecurangan dahsyat berupa penggelembungan suara di Malaysia. "Saya masuk Malaysia dan menemukan penggelembungan angka perolehan suara yang fantastis. Penggelembungan bukan cuma ratusan suara di satu TPS, namun hingga puluhan ribu," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement