REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dan Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini gagal memenangi kursi DPR. Sebab, raihan suara dua orang Istana itu kalah dibanding caleg lain dalam Pileg DPR RI 2024.
Ngabalin merupakan caleg Partai Golkar di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra). Berdasarkan hasil penghitungan suara resmi KPU, dia hanya mendapatkan 8.483 suara dari 17 kabupaten/kota di Sultra.
Perolehan suara Ngabalin kalah jauh dibanding caleg Golkar yang memenangkan kursi di Dapil Sultra, yakni Ridwan Bae. Ridwan berhasil mengoleksi 84.440 suara atau hampir 10 kali lipat dari pada raihan Ngabalin.
Sementara itu, Faldo gagal memenangkan kursi DPR di Dapil Jakarta I yang meliputi wilayah Jakarta Timur. Dia diusung oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Berdasarkan hasil penghitungan resmi KPU, Faldo tercatat mendapatkan 56.725 suara. Dia caleg PSI peraih suara terbanyak. Masalahnya, PSI tak mendapatkan satu pun kursi di dapil tersebut. Sebab, total raihan suara PSI kalah dibanding partai lainnya.
Lebih dari pada itu, total raihan suara PSI secara nasional juga diprediksi tak mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Akibatnya, PSI tak akan dilibatkan dalam proses konversi suara menjadi kursi.