Dia melihat antusiasme warga di sekitar rumahnya cukup besar untuk turut berperan aktif menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024. Hal itu, kata dia, menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap situasi dan kondisi negaranya. Sebab itu, dia menyayangkan apabila ada pemilih yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
“Kan kita berperan aktif dalam pemilu. Ini menetnukan masa depan kita. Jadi, one man, one vote. Harus dong menggunakan suara. Sayanglah (kalau tidak dipakai). Hunakan hak pilih anda. Jangan golput,” terang Seno.
Tak jauh dari posisi Aan, ada Ferdy (25 tahun) yang tengah duduk di pembatas jalan menunggu namanya dipanggil untuk mencoblos empat surat suara, yakni surat suara pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPD RI. Dia datang ke TPS setelah mantap untuk memilih calon presiden dan wakil presiden pilihannya berdasarkan visi-misi dan debat sepanjang proses Pemilu 2024 berlangsung.
“Karena saya merasa capres pilihan saya cocok visi-misinya dengan saya. Dan sebelumnya juga setelah beberapa kali debat saya pikir pilihan saya ini yang paling baik visi-misinya untuk Indonesia,” tutur pria yang berprofesi sebagai wirausahawan itu.
Dia turut memberikan pandangannya terhadap warga masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilu kali ini. Dia menyayangkan perilaku apatis semacam itu. Sebab, kata dia, pilihan setiap warga akan sangat berdampak kepada warga itu sendiri, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lainnya.
“Karena semua berdampak banget kan ke kita dari segi ekonomi, hukum, sosial, politik. Kalau bisa ya jangan golputlah untuk kebaikan bersama, untuk Indonesia yang lebih baik,” jelas dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
