Senin 01 Jan 2024 17:12 WIB

TPN Kutuk Kekerasan yang Dilakukan Oknum TNI Terhadap Relawan Ganjar-Mahfud

TPN akan memberikan pendampingan hukum sampai kasus penganiayaan relawan tuntas.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (tengah) bersama Wakil Ketua TPN Andika Perkasa (kanan) dan Ketua Tim Penjadwalan TPN Aria Bima (kiri) memberikan keterangan merespons kasus penganiayaan relawan Ganjar di Jawa Tengah, Media Lounge TPN, Jakarta, Senin (1/1/2024). Dalam keterangan tersebut TPN Ganjar- Mahfud berdiri bersama korban kekerasan oleh oknum TNI yang dialami tujuh relawan Ganjar – Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. TPN bergerak dan memberi pendampingan hukum sampai tuntas, serta mengutuk segala bentuk intimidasi dan kekerasan agar peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses pesta demokrasi Pemilu 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (tengah) bersama Wakil Ketua TPN Andika Perkasa (kanan) dan Ketua Tim Penjadwalan TPN Aria Bima (kiri) memberikan keterangan merespons kasus penganiayaan relawan Ganjar di Jawa Tengah, Media Lounge TPN, Jakarta, Senin (1/1/2024). Dalam keterangan tersebut TPN Ganjar- Mahfud berdiri bersama korban kekerasan oleh oknum TNI yang dialami tujuh relawan Ganjar – Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. TPN bergerak dan memberi pendampingan hukum sampai tuntas, serta mengutuk segala bentuk intimidasi dan kekerasan agar peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses pesta demokrasi Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan oknum aparat TNI terhadap pendukung pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali, Jawa Tengah. Ganjar pun telah menjenguk langsung para korban.

"TPN jelas mengutuk kekerasan dan intimidasi dalam bentuk apa pun," ujar Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, dalam konferensi pers di Media Center TPN, Jakarta, Senin (1/1/2024).

Baca Juga

Arsyad menjamin TPN bergerak dan memberi pendampingan hukum sampai tuntas atas kasus tersebut, serta mengutuk segala bentuk intimidasi dan kekerasan agar peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian pesta demokrasi Pemilu 2024. Ia mengatakan bahwa Ganjar Pranowo telah menjenguk langsung para korban tindak kekerasan oknum aparat dan memastikan mereka ditangani dengan sebaik-baiknya.

Hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab Ganjar sebagai pemimpin. "Ini juga penghargaan beliau sebagai manusia biasa yang peduli dengan nasib rakyat," ujar Asrjad.

Arsyad mengatakan, seluruh pendukung Ganjar-Mahfud merupakan anggota keluarga besar, sehingga tindak kekerasan terhadap satu orang adalah kekerasan terhadap seluruh keluarga besar. Arsjad menegaskan TPN percaya netralitas TNI dan Polri pada Pemilu 2024, seperti disampaikan Panglima TNI dan Kapolri.

"Mari kita kawal amanat pesta demokrasi agar berjalan bersih, adil bermartabat, dan membawa kesejahteraan bagi rakyat. Kami mengimbau seluruh masyarakat pendukung Ganjar-Mahfud, tetap tenang, jangan terprovokasi. Setiap perbedaan pendapat sebaiknya selesaikan dengan diskusi konstruktif, bukan dengan kekerasan," ujar dia.

 

Sebelumnya, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, melaporkan seorang relawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat diduga akibat tindak kekerasan pada Sabtu (30/12/2023). Relawan yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut berasal dari Klaten dan diduga mengalami kekerasan dari pendukung pasangan calon lain.

Empat orang korban yang mengalami luka-luka akibat penganiayaan oleh oknum TNI berada di pos TNI setempat. Oleh karena itu, pihaknya mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan. Menurut keterangan Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Richard Harison, dua pendukung dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md diduga menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah oknum TNI di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Ia membenarkan penyelidikan dan pendalaman terhadap peristiwa oleh oknum TNI di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh di Kabupaten Boyolali. Richard menyebut peristiwa tersebut diduga dipicu oleh kesalahpahaman antara sejumlah prajurit TNI dengan dua korban ketika pengendara sepeda motor berknalpot bising melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Boyolali

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement