Ahad 24 Mar 2024 10:14 WIB

Ironi PSI, Habiskan Rp 80 Miliar untuk Kampanye Tapi Gagal Lolos Parlemen

Jokowi disebut tak all out bantu PSI raih suara.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan sejumlah pengurus PSI, diantaranya Ketum Kaesang Pangarep, dan sejumlah kader muda PSI di Braga Permai, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/2/2024) malam. Jokowi mengaku sudah lama senang dengan PSI. Mengingat PSI identik dengan partai anak muda. Jokowi menyakini jika PSI nantinya akan memperjuangkan pemerintahan yang baik.
Foto:

Analis komunikasi politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menyebut, ada dua faktor penyebab raihan suara PSI tak mencapai empat persen. Pertama, Kaesang terlambat masuk PSI.

Kaesang resmi masuk PSI pada 23 September 2023. Dua hari berselang, putra bungsu Presiden Jokowi itu didapuk menjadi Ketua Umum PSI. Namun, Kaesang tidak menjadi caleg DPR dari PSI karena pendaftaran sudah tutup.

"Itu menurut saya terlambat masuknya karena waktu itu DCT (Daftar Calon Tetap) sudah jadi, sehingga Kaesang ini tidak bisa menambah suara. Kalau dia jadi caleg, mungkin itu ada tambahan suara," kata Hendri Satrio atau Hensat ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Februari lalu.

Selain itu, lanjut Hensat, Presiden Jokowi juga tak fokus membantu pemenangan PSI. Jokowi lebih fokus membantu pemenangan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Faktor penyebab kedua, PSI hanya fokus menyasar pemilih muda. Padahal, semua partai politik kompetitor PSI mengejar pemilih semua rentang usia, bukan hanya pemilih muda.

"Sebetulnya semua partai politik di Indonesia itu punya sayap organisasi kepemudaan untuk merangkul anak muda. Jadi, saat PSI yang tidak punya organisasi sayap, kemudian merasa dirinya sudah diterima anak muda itu akan susah," kata dosen komunikasi politik di Universitas Paramadina itu.

Jatah kursi wakil menteri...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement